Selasa, 22 Maret 2022

Rejeki itu datang atau dijemput?

Imam Malik (Guru Imam Syafi'i) dalam majlis menyampaikan bahwa Sesungguhnya rejeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan memberikan rejeki.
Imam Syafi'i (sang murid berpendapat lain), bahwa seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rejeki.
Suatu saat Imam Syafi'i sedang bepergian keluar, melihat rombongan orang yang sedang memanen anggur, diapun membantu mereka.
Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafi'i memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.
Imam Syafi'i senang, bukan karena mendapatkan anggur, melainkan pemberian itu telah menguatkan pendapatnya, "Seandainya aku tak membantu memanen, niscaya tidak akan mendapatkan anggur".
Bergegas Imam Syafi'i menjumpai Imam Malik Gurunya dan mempersilahkan untuk menikmati anggur yang dia bawa. Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya.
Imam Malik berucap, “Seharian ini aku memang tidak keluar, hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku".

Kemudian mereka berdua tertawa....
Dua imam besar mengambil dua hukum yang berbeda dari hadist yang sama. Begitulah cara ulama bila melihat perbedaan, bukan dengan menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan pendapat nya sendiri.
Bagi Imam Syafi'i, Imam Malik bukan sekedar guru, tapi juga ayah angkat yang membiayai pendidikannya.
Imam Malik tidak pernah mengatakan Imam Syafi'i sesat meski mengambil sikap berbeda.
Nurut saya andaikan saat itu sudah ada KK, pasti juga tidak akan terlintas oleh Imam Malik untuk mencoret nama Imam Syafi'i dari KK. Dan, andaikan sudah ada sosmed, saya tidak membayangkan, caci dan makian nitizen yang sok kaya ilmu saat berhadapan dengan perbedaan madzhab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar