Kamis, 07 Januari 2010

Bagaimana Mensikapi Musibah

Mengawali tahun baru 2010 ini kita disuguhi oleh melambungnya harga kebutuhan pokok. Belum lagi minyak tanah yang sulit didapat. Alih-alih mau beralih ke gas elpiji. Dimana-mana terjadi kelangkaan. Itu buat yang berpenghasilan mingguan atau bulanan, yg harian ? mana ada elpiji eceran! Sementara konversi mitan ke gas masih jauh panggang drpd api.
Spekulasipun bermuncula. Pengamat bahkan orang pertamina sendiri yang mengatakan bahwa kenaikan BBM lebih disebabkan karena pemerintah ingin menarik investor asing.
Kini saat harga minyak dunia anjlok tdk jg membuat kondisi membaik. Justru membuat beban anggaran pemerintah lebih berat. Karena harga minyak mentah yg kita punya harga turun drastis.
Lucu memang kita membeli minyak sendiri di halaman rumah sendiri dari orang asing dengan harga yang mahal.
Dan sederet komentar-komentar lain yg kadang kurang bisa dipertanggungjawabkan.
Kita mungkin kecewa bahkan marah dengan kondisi saat ini.
Kita bahkan mungkin tersinggung karena merasa sebagian orang yang terdzolimi
Ikhwah fillah…
Kita adalah muslim. BBM bukan segala-galanya. Spekulan bukan tuhan yang dapat mengatur nasib kita.
Kita punya Allah raja dari segala raja. Percayalah scenario Alloh lebih hebat dari sineas manapun yg ada didunia. (ingat maliki yaumiddin)
Innama’al yusri yusro = sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Kecewa kita dan marah kita hanya akan membuat kita lebih sengsara.
Kenapa kita tdk berpikir positif.
Bahwa ketika kita sedang dikecewakan dihinakan disakiti ada ladang amal yg kita dapatkan. Kenapa bisa begitu ?
Justru kita harus menjadikan orang-orang yang menyakiti kita sebagai ladang amal.
Bagaimana bisa begitu ?. Kalau kita tidak ada yang menghina atau menyakiti, kapan kita punya kesempatan untuk memaafkan ?. Yang pasti, semakin kita berjiwa pemaaf, maka hati kita akan semakin lapang, Semakin bisa memahami orang lain dan hidup kita akan semakin aman dan tentram.
Rasulullah SAW dihina, tetapi ia tetap cemerlang bagaikan intan berlian,sedangkan yang menghinanya, Abu Jahal, sengsara.
Demikian juga Salman Rusdhie yang terus dilanda ketakuan dan tak bisa ke mana-mana. Siapayang menabur angin, maka ia akan menuai badai.
Seseorang menafkahkan apa yg dia punya. Jika keburukan yang dia punya maka keburukan yang dia bisa berikan, jika kemulyaan yang dia punya maka sesuatu yang mulya dia berikan untuk orang lain.
Sebagai seorang muslim yg kita lakukan adalah sabar dan ikhtiyar. Tidak ada sesuatu yg buruk bagi soorang muslim.
Kata Nabi : Aku heran dengan urusan orang islam. Jika diberi nikmat Dia bersabar itu baik dan jika ditimpa musibah dia bersabar dan itupun baik.
Kesempitan dan himpitan hidup jadikanlah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menempa jiwa kreatifitas mencari solusi.
Lihatlah sebuah balon yang ketika semakin dimasukkan kedalam air semakin kuat pula tekanannya untu keluar.
Wadkuruni adzkurkum wasykuruli wala takfurun = Dan ingatlah Aku niscaya aku akan mengingatmu. Dan bersyukurlah serta jangan kufur.
Tahun 70-an Presiden Korea Selatan Park Jung He ke Aceh. Dia lihat ayat Qur’an di sebelah Masjid Baiturrahman:
“Innallaah laa yughoyyiru maa biqoumin hatta yughoyyiru maa bi anfusihim” Beliau bertanya, “Artinya apa?” “Tuhan tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu yang mengubah keadaannya sendiri.”
Jadilah ayat itu dicatat kemudian dibawa ke Korsel untuk dijadikan slogan resmi pemerintah, “Tuhan tidak mengubah keadaan Korea Selatan, sampai rakyat Korea yang mengubah keadaannya sendiri.” Padahal hanya satu ayat tapi luar biasa hasilnya sekarang. Kalau kita, karena kebanyakan ayat, ada 6666, jadi bingung mau mulai dari mana.
Ada dua peristiwa penting dalam islam yang ini sangat menarik.
1. Perang Khondaq
2. Perang musa menghadapi fir’aun.
Yang pertama perang khondaq. Sebuah perang yang luar biasa. Saat itu strategi yang dibuat oleh kaum muslimin adalah membuat parit untuk menghindari lompotan kuda-kuda musuh.(Khondaq = parit)
bayangkan bagaimana Rosulullah dan para sahabatnya mempersiapkan Perang Khandaq hanya dengan 6 hari. Perjuangan mereka bukan hanya tiada henti tapi betul-betul memaksimalkan dan totalitas yang tinggi. Dalam 6 hari juga, para sahabat menggali parit dengan lebar 6 meter dan dalam 3 meter untuk menghindari lompatan-lompatan kuda musuh. Itu adalah kerja yang berat dalam mempertahankan dinullah.
Yang kedua adalah peristiwa perang antara pasukan musa dengan tentara firaunKita bisa mengambil ibroh dari peristiwa tersebut.
Ahli strategi perang manapun ketika mereka dikejar oleh musuh maka mereka akan lari ke arah atas atau gunung. Tapi, hal ini bertolak belakang dengan apa yang dialami Nabi Musa dan pengikutnya yang justru mengarah ke pantai atau laut.
Fir’aun dengan mantap dan yakin bisa mengejar dan menghabisi Musa dan pengikutnya. Nabi Musa juga tidak pernah punya rencana untuk membelah lautan tapi Allah (Sang Maha Penguasa, Raja dari Segala Raja) punya rencana yang di luar dugaan Nabi Musa dan pengikutnya.
Dari dua peristiwa tadi, bisa kita simpulkan bahwa dalam sebuah perjuangan , minimal kita harus mempunyai 2 hal optimisme :
Pertama, bahwa kita optimis ketika kita memaksimalkan (habis-habisan) dalam berusaha, maka menjadi sebuah alasan bagi Allah untuk meraih kemenangan
Kedua, bahwa kita optimis ketika kita (sebagai pejuang dakwah) dalam kondisi terjepit, maka yakinlah bahwa di belakang kita ada Allah. Yang bisa jadi Allah punya rencana lain yang di luar dugaan kita.
Selamat berjuang !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar