Rabu, 07 Mei 2014

MEANING of LIFE

Pernah mantengin film 30 Hari Mencari Cinta, Eifel I’m in Love ato film remaja lain?
Apa iya, hidup cuma buat menarik perhatian lawan jenis doang? Cobah dech kita merenung, buat apa sebenernya kita hidup?

Untuk tahu buat apa kita hidup. Kita musti tahu asal muasal diri kita.
(1) Dari tanah (turob, 3:59), tanah liat (lazib, 37:11), tanah kering dan lumpur hitam (shalshaal, 15:28), saripati tanah (23:12), ini pas Allah nyiptain Adam, As.
(2) Dari air yang hina (32:7-8), dari air yang dipancarkan (86:6-7), dari nuthfah (36:77). Kalo ini waktu Allah nyiptain kita2, manusia.
Trus dimana diri kita?
(1) Sebagai hamba Allah
Tugas utama diciptakannya manusia adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya Rabb yang disembah dan sebagai prioritas utama cinta kita.
(2) Sebagai khalifah di bumi
Kedudukan manusia jadi wakil Allah di bumi buat mewujudkan eksistensi Allah di bumi dengan memberi kontribusi mengatur bumi berdasarkan syari'at yang ditetapkan Allah (2:30, 6:65, 33:72), memanfaatkan kekayaan bumi dengan ketentuan Allah (11:61) dan berlaku adil demi kemaslahatan dan kebaikan (57:25, 38:26).

Dulu banget pernah ada lagu yang dinyanyikan oleh Jayanti Mandasari jeeeee... judulnya untuk apa aku dilahirkan. Kalo ente?
Ya......buat beribadah kepada Allah SWT. Ga percaya? Baca QS 51:56 Ibadah ga cuma sholat, puasa, zakat, haji, tilawah, doa, istighfar, tasbih, tahlil, takbir dan tahmid. Ibadah mencakup semua pergaulan yang baik, menunaikan hak-hak para hamba Allah, seperti berbakti pad orang tua, menyambung silaturahim, mencari rizki yang halal, menjaga kesehatan tubuh, berbuat baik pada anak yatim dan dalam semua aspek kehidupan, termasuk masalah politik pemerintahan dan hubungan internasional. Trus, kenapa ya kita wajib beribadah kepadaNya? Padahal kita tau, Allah ga membutuhkan apapun dari hambaNya (Q.S. An Naml 40, Fathir 15).
Jawabnya.........pengabdian itu bukan buat kepentingan Allah, tetapi buat kepentingan manusia itu sendiri, karena manusialah yang berkeperluan sama Allah. Coba, simak:
“Hai manusia, kamu fakir (berkeperluan) kepada Allah. Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. 35 : 15)
Yang namenye pengabdian tuh perlu dasar pelaksanaan yang jelas, biar manusia ga tergelincir dalam pengabdian yang salah. Karena persoalan pengabdian adalah persoalan yang sangat penting, makanya di surat Al Bayyinah ayat 5 Allah SWT menegaskan lagi persoalan ini, “Dan mereka tidak diperintahkan kecuali hanya untuk mengabdi kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan (pengabdian) kepada-Nya, sambil bersikap hanif (lurus dalam bertauhid) …”
Dari ayat di atas kita jadi paham kalo dasar pengabdian itu adalah niat yang ikhlas dan arah pengabdian yang hanif, so pengabdian seorang muslim tetap dalam kerangka menegakkan dienullah dalam keadaan gimanapun juga. Baik dalam keadaan berdiri (jaya), duduk ataupun berbaring (jatuh), seperti firman-Nya :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal (ulul Albab), (Yaitu) orang-orang yang berdzikir kepada Allah ketika berdiri, duduk dan berbaring dan mereka memikirkan kejadian langit dan bumi (seraya berkata): Ya Rabb kami, tidaklah Engkau jadikan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, karena itu hindarkan kami dari siksa api neraka.” (QS. 3:190-191). Dengan niat yang ikhlas dan sikap hanif, pengabdian kepada Allah akan mewujudkan sikap mental yang ihsan, sikap mental yang ampuh untuk mengontrol segala sikap kita baik dalam perkataan maupun perbuatan. Ihsan digambarkan Rasulullah SAW dengan sabdanya “… Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat Dia. Tetapi jika kamu tidak melihat Dia, maka sesungguhnya Dia melihat kamu” (HR. Muslim)
Kemana Setelah Mati Pokoknya, semua harus dipertanggungjawabkan (QS. 7:179). Cuma ada dua pilihan (QS. 18:29-30), yaitu : - Surga (buat mereka yang menggunakan potensi sesuai dengan perintah Sang Maha Pencipta) - Neraka (buat mereka yang menggunakan potensi tidak sesuai dengan perintah Sang Maha pencipta) Apa yang harus dikerjakan - tahu konsekwensi dari apapun yang kita lakukan selama di dunia - Allah SWT ngasih kebebasan buat milih sekaligus berani bertanggung jawab (QS. 90 : 10 ; 76 : 3 ; 64 : 2 ; 18 :29 )